Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika – Kesejahteraan bangsa ditentukan oleh generasi muda saat ini. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat mencapai cita-cita dan tujuannya pada tahun 2045, salah satunya adalah dengan menumbuhkan karakter yang baik melalui pendidikan sejak dini. Oleh karena itu, anak-anak diharapkan menjadi pelajar saat ini. Akan tumbuh menjadi generasi yang lebih baik, lebih pintar, lebih sehat, lebih berbudi luhur dan menjadi generasi emas yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Profil pelajar Pancasila dirancang untuk merespon output yang dihasilkan sistem pendidikan Indonesia. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencanangkan program pembentukan karakter siswa melalui proyek penguatan profil siswa Pancasila yang ditugaskan menjadi guru. Peran guru disini sangat penting dalam mendidik peserta didik dalam dunia pendidikan dan membangun karakter agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan dalam Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Ayat 3 yang menyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban manusia. bangsa. bangsa Hal ini merupakan suatu kehormatan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan agar peserta didik beriman kepada Allah SWT dan menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, terpelajar, berbakat, kreatif, mandiri, mandiri. menjadi warga negara demokratis yang bertanggung jawab.
Tujuan mendidik siswa Pancasila adalah untuk memantapkan Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi nasional dengan menghidupkan kembali nilai-nilai inti Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan matematika mempunyai peran strategis dalam membentuk profil peserta didik Pancasila. Melalui matematika, siswa belajar berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan nilai-nilai matematika umum. Kemampuan tersebut menuntut sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi kompetensi agar mampu bertahan dalam persaingan dunia saat ini. Oleh karena itu, matematika mempunyai peranan penting dalam membentuk profil siswa Pancasila. Kemudian menjadi permasalahan bagi upaya kita khususnya sebagai pendidik matematika untuk menyampaikan dan menyajikan matematika sebagai suatu kegiatan yang menarik bagi siswa. Dalam praktiknya, membesarkan profil siswa Pancasila tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja, namun juga memerlukan peran orang tua dan masyarakat sekitar. Selain itu, siswa tidak hanya sekedar menerima peran secara aktif, namun juga diberikan peran. Kemudian masyarakat dan keluarga harus mempengaruhi dan mendukung. Kerja sama antara sekolah dan keluarga akan membantu terciptanya generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai Pancasila sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika
Integrasi matematika dan nilai-nilai Pancasila terlihat pada konsep-konsep matematika yang mengandung nilai-nilai Pancasila, jika sama, misalnya konsep penulisan tanda negatif dan positif. Integer identik dengan perilaku baik dan buruk manusia. Mariana (2017) menjelaskan bahwa matematika mempunyai konteks ideologis (Pancasila), sehingga pengajaran matematika dapat diserap nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya, ketika operasi pengurangan diselesaikan secara berurutan, yaitu meminjam dari angka di sebelah kiri. Oleh karena itu, jumlah yang tidak mencukupi dapat memberikan nomor tersebut di muka (tanggal terbengkalai / lewat jatuh tempo). Hal ini jelas menunjukkan betapa pentingnya menjaga adanya hubungan yang saling mendukung antara satu nomor dengan nomor lainnya. Dapat menimbulkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap orang lain. Mengintegrasikan matematika dan Pancasila tentu akan memberikan dampak positif bagi siswa.
Integrasi Pendidikan Karakter Berbasis Agama Islam Dalam Pembelajaran Matematika Di Madrasah Ibtidaiyah
Manfaat matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga siswa harus mempelajari konsep matematika terlebih dahulu sejak dini. Melihat pentingnya peran matematika dalam aktivitas sehari-hari, maka pembelajaran matematika di SMA diharapkan dapat mengembangkan karakter siswa dengan mewujudkan dimensi profil siswa Pancasila yaitu berkarakter baik, keberagaman global, kemandirian, kerjasama. dan kreativitas. Dalam hal ini, pentingnya kreativitas guru adalah merancang proses pengajaran dengan paradigma baru, seperti proyek Pancasila untuk memperkuat profil siswa. Melalui proyek ini siswa dapat belajar dalam situasi informal, kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, dan dalam proses ini siswa terlibat langsung dengan lingkungannya, dan siswa tidak hanya cerdas secara matematis, tetapi juga memahami dan mengenali keberagaman, yang bermanfaat. . untuk membangun enam aspek profil pelajar Pancasila.
Aksi proyek pendidikan ini merupakan refleksi untuk mempersiapkan generasi guru yang cerdas, tangguh, dan berkarakter yang melaksanakan kebebasan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. kewarganegaraan Indonesia. Kurikulum mandiri mendorong guru untuk mengajar secara kreatif dan aktif untuk mengembangkan peserta didik yang kompeten secara global. Rachmadi (2022) menjelaskan bahwa matematika mempunyai nilai-nilai universal yang dapat dijadikan landasan kehidupan siswa. Oleh karena itu, guru matematika mempunyai peran yang besar dalam membentuk siswa yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, dan memiliki pandangan dunia yang komprehensif.
Dalam pembelajaran guru menjadi teladan, sehingga diharapkan guru dapat menggunakan strategi yang berbeda-beda, agar profil perilaku siswa pancasila tumbuh melalui pembelajaran matematika, sehingga arah pengajaran bermakna, efektif dan menyenangkan. Guru dituntut tidak hanya mengajarkan bahan ajar untuk mencapai kompetensi siswa, tetapi juga membina potensi siswa agar mempunyai karakter yang baik. Alasan kami mengatakan demikian adalah karena pendidikan yang baik tidak hanya mengutamakan kemampuan kognitif, tetapi juga memungkinkan kita membangun negara di masa depan dan bersikap santun. Matematika dalam pengajaran secara tidak langsung menerapkan unsur Pancasila dalam kehidupan siswa sehari-hari. Di bawah ini penjabaran capaian masing-masing karakter yang harus dimiliki siswa sebagai pembelajar Pancasila.
Dalam profil peserta didik pancasila unsur yang pertama adalah keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak yang unggul, kegiatan pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus selalu diawali dengan doa. Kegiatan ini merupakan kegiatan sehari-hari yang terjadi setiap kali proses pembelajaran dimulai. Selain kelas, kegiatan Katolik diadakan setiap hari Selasa, di mana mereka berdoa bersama, menyanyikan lagu rohani dan bermeditasi. Kebiasaan ini dirancang agar siswa memahami dan memahami pentingnya shalat sebelum melakukan aktivitas di sekolah dan di rumah. Dengan demikian, siswa dapat mengamalkan nilai-nilai agama yang dianutnya sebagai wujud agamanya, beriman dan menghormati Tuhan, serta dapat mempelajari ajaran agamanya. Siswa dengan profil ini dapat mengapresiasi segala bentuk ciptaan tanpa membeda-bedakan keyakinan orang lain.
Media Pembelajaran Matematika Berkonsep Komik
Aspek profil pelajar Pancasila yang kedua adalah aspek keberagaman global. Walaupun kita tahu bahwa kebiasaan dan pengetahuan setiap siswa berbeda-beda, namun hendaknya semua siswa saling menghormati dan menghargai. Hal ini dapat dilakukan pada saat kegiatan belajar kelompok, dimana seluruh siswa dalam kelompok dapat saling bertoleransi terhadap perbedaan yang ada. Para pelajar ini juga diharapkan dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat ketika mereka kembali ke lingkungannya. Dalam hal ini, peserta didik yang memiliki profil Pancasila yang beragam secara global akan terpacu untuk melestarikan budaya unggul, orisinalitas, dan keterbukaan dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga akan tercipta rasa gotong royong.
Implementasi profil pelajar Pancasila pada aspek mandiri, anak dilatih untuk menyelesaikan setiap tugas atau soal yang diberikan. Melalui kemandirian tersebut diharapkan siswa mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya di sekolah dan masyarakat. Hal ini menjadikan mahasiswa kreatif dan juga berdaya saing global dalam lingkungan perkembangan yang terus berubah dan membaik saat ini. Siswa mempunyai inisiatif dalam pengembangan dan prestasinya dalam aspek kemandirian, serta dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil yang dicapainya.
Profil siswa Pancasila dalam aspek gotong royong, siswa diajak untuk bekerjasama menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah, bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan dalam pembelajaran, sehingga tercipta suasana nyaman dan belajar lebih giat. efektif. Atau, sekolah dapat mengadakan kompetisi kelas terbersih dimana siswa dari kelas yang sama didorong untuk bekerja sama. Guru juga berperan aktif dalam mendorong siswa untuk bekerja sama. Menumbuhkan rasa solidaritas penting agar siswa memahami bahwa peran serta orang lain itu penting, sehingga kehilangan yang dirasakannya dapat terwujud dengan bantuan orang lain. Siswa mampu bekerjasama dengan orang lain dan aktif mengupayakan kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang di masyarakat.
Pada aspek terakhir yaitu aspek berpikir kritis, siswa dapat menggunakan keterampilan berpikir untuk mengolah dan mengevaluasi informasi sehingga dapat mengambil keputusan yang baik untuk mengatasi tantangan yang dihadapinya. Mereka dilatih untuk mengatasi masalah-masalah sulit. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman sehingga siswa dapat menunjukkan seluruh kemampuannya sesuai dengan apa yang dipahaminya. Semua siswa harus memiliki kemampuan berpikir kritis untuk menghadapi berbagai permasalahan pribadi dan sosial dalam kehidupannya.
Analisis Nilai Nilai Karakter Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Jika seluruh unsur dalam profil pelajar Pancasila terdapat pada setiap siswa, maka pelajar Indonesia akan memiliki kompetensi, karakter, dan perilaku yang tinggi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, harapan negara di bidang pendidikan dapat tercapai, yaitu terwujudnya transformasi peserta didik menjadi pelajar Pancasila yang mampu menjawab visi dan misi pendidikan Indonesia. Selain itu, pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan dan menghadapi tantangan dunia masa depan. Profil siswa Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan target jangka panjang untuk membangun kompetensi dan karakter penting bagi seluruh warga sekolah. Siswa Pancasila juga merupakan aliran umum, sehingga dapat mengintegrasikan semua pengalaman yang diperolehnya di sekolah. Oleh karena itu guru mempunyai peranan besar sebagai pionir dalam kegiatan pembelajaran dalam hal mengakses dan mengarahkan seluruh sumber daya yang ada.
Pendidikan karakter dalam al quran, pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter dalam pembelajaran daring, karakter dalam pendidikan, keteladanan dalam pendidikan karakter, contoh pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa indonesia, contoh pendidikan karakter dalam kehidupan sehari hari, model pembelajaran pendidikan karakter, pendidikan karakter dalam keluarga, pendidikan karakter dalam pembelajaran pkn, pendidikan karakter dalam pembelajaran ipa, parenting dan pendidikan karakter dalam keluarga